”Nilainya terbesar untuk single product,” tutur Head of Marketing HHP Division PT Samsung Electronics Indonesia Eka Anwar. Samsung Galaxy Tab dilepas ke pasar Indonesia pada November 2010,bahkanlebihcepatdarinegara asalnya,Korea Selatan.
"Momennya memang tepat.Indonesia dan dunia mulai keranjingan komputer tablet. Tindakan antisipatif PT SEIN untuk cepat memenuhi ”rasa haus” pasar Indonesia terhadap komputer tablet pun berbuah manis," tambahnya.
Konsumen rela antre hingga berjam-jam demi mendapatkan Galaxy Tab yang didiskon hingga Rp1 juta di atrium Plaza Senayan pada 30 Oktober silam.Ketika itu, Galaxy Tab terjual hingga 1.000 unit dalam tiga jam! Sampai akhir 2010, penjualan tablet tersebut ditargetkan mencapai 10.000 unit. Jika memang angka itu tercapai, Galaxy Tab sudah membukukan pendapatan hingga lebih dari Rp60 miliar.
Meski menolak memberikan angka penjualan,Eka mengungkap bahwa penjualan tablet 7 inci itu berkontribusi hingga 30 persen dari total penjualan Samsung Mobile Indonesia. Tak hanya itu,return rate yang didapat oleh PT SEIN terhadap Galaxy Tab bisa dibilang nol.
”Jadi, bisa dibilang rata-rata pengguna sangat puas,”katanya. Meski demikian,Eka mengaku banyak pemilik Galaxy Tab yang datang ke customer service PT SEIN karena bingung mengoperasikannya. Tapi menurut Eka, hal ini sangat wajar.
”Samsung baru mengenalkan Android pada akhir 2009 silam lewat Samsung Spica. Jadi,banyak yang belum paham cara menggunakan Android. Kami menyiasati hal itu dengan menggelar acara edukasi setiap pekan di gerai-gerai tertentu Samsung,”katanya.
Tahun ini penjualan Galaxy Tab akan terus diperbesar lagi.Menurut Eka,potensi handsetini di Indonesia masih teramat besar. Salah satu fokus utamanya adalah memaksimalkan Galaxy Tab untuk Bussines to Business (B2B), tidak sekadar Business to Consumer(B2C).
Corporate Marketing PT SEIN Willy Bayu Santosa mencontohkan, di Korea Selatan Galaxy Tab sudah dimanfaatkan di fasilitas publik,seperti rumah sakit. ”Dengan menggenggam Galaxy Tab yang telah terkoneksi server di rumah sakit, seorang dokter bisa mengakses data pasien secara instan.Baik obat yang diberikan,penyakit,maupun riwayat kesehatan pasien,”paparnya. Sebaliknya, di Singapura Galaxy Tab digunakan oleh asosiasi agen real estate.
”Seorang agen tinggal memotret sebuah properti lewat tabletnya dan langsung bisa mengirimkannya ke konsumen,” katanya. Bagaimana dengan di Indonesia? Potensi B2C memang ada,tapi kuantitasnya belum banyak.Salah satunya adalah memanfaatkan Galaxy Tab untuk E-trading. Seorang investor di Indonesia bisa langsung memantau saham melalui aplikasi tertentu. Eka Anwar sendiri berpendapat bahwa pemanfaatan Galaxy Tab sangatlah majemuk, menggamit berbagai bidang.
Mulai edukasi, asuransi, bank, hotel, hingga bioskop. ”Kemungkinannya tidak terbatas karena pasar B2B sangatlah luas,”paparnya.
Yang menarik justru saat Eka mengatakan bahwa Galaxy Tab ternyata bukan hanya ”mainan” kaum pria. Melainkan juga menjadi peranti favorit kaum hawa. SaatinipasarGalaxy Tabdihuni 80 persen pria dan 20 persen perempuan.
“Kita berharap bisa memperbesar market perempuan hingga 30–35 persen,”paparnya.
Pertumbuhan pasar smartphone maupun tablet sendiri di Indonesia disebut Eka sangat prospektif. Mengacu pada catatan GFK,penetrasi smartphone di Indonesia pada 2009 mencapai 9%. Di 2010, persentase meningkat hampir dua kali lipat hingga 16,7%. Tahun ini pertumbuhannya diprediksi bakal lebih tinggi lagi, seiring semakin banyak pemain-pemain besar ataupun lokal yang mulai berfokuspada smartphonedantablet.
Sebagai persiapan, PT SEIN sudah akan merilis Galaxy Tab 2 yang rencananya diluncurkan pada kuartal kedua 2011.Tablet tersebut sudah dibekali OS Android terbaru, Honeycomb. Layarnya 10,1 inci,namun tetap lebih ringan dari versi 7 incinya.
0 komentar:
Komentar: